9.27.2009

Mengupas Pittsburgh, 24-25 Sept 2009

MENGUPAS PITTSBURGH, 24-25 SEPTEMBER 2009
By. Adi Vibriyanto/0810212001
Dipenghujung pekan kemarin, pemimpin dari Negara-negara yang konon menguasai 90 persen perkonomian global bertemu lagi dalam kerangka yang mereka sebut G-20, semangat yang diusung tentu saja membawa dunia pada kemakmuran bersama dengan jalan kerjasama dan saling bantu antar Negara. Lepas dari kontroversi atas penyelenggaraanya yang dianggap agenda dari pendukung kapitalisme sesungguhnya banyak hal positif yang menurut penulis bisa dipetik, sebuah kerja bersama seperti ini tentu lebih membawa impact daripada kerja sendiri-sendiri atau kerja segelintir kelompok seperti dulu dalam wadah G-7 atau G-8 yang mungkin hanya mengedepankan kepentingan Negara-negara maju, apalagi G-20 mempunyai komposisi yang lebih adil antara Negara maju dan Negara berkembang.
KTT selama dua hari di bagian timur kota Pittsburgh Amerika Serikat, menghasilkan beberapa poin kesepakatan yang menurut penulis bisa membawa angin segar bagi perekonomian dunia yang tengah lesu akibat terpaan angin krisis pada tahun sebelumnya, diantaranya :
• Negara-negara berkembang akan menerima atau menanggung sedikitnya lima persen dari hak suara pada Dana Moneter Internasional (IMF).
poin ini tentu memberikan peluang bagi Negara berkembang untuk mempunyai peran yang lebih strategis dalam menentukan arah kebijakan perekonomian dunia yang pada giliranya akan membuat dunia lebih stabil karena adanya rasa keadilan.
• G-20 akan berkoordinasi untuk menemukan waktu yang tepat untuk mengurangi langkah-langkah stimulus sebagai bagian dari upaya untuk "mengembalikan pertumbuhan dunia menjadi tinggi, berkelanjutan dan seimbang." Efek dari krisis global pada tahun 2008 merupakan hal yang patut diwaspadai, walaupun saat ini optimisme akan segera pulihnya perekonomian makin membuncah tetap perlu diambil langkah-langkah yang bisa memastikan bahwa kondisi perekonomian dunia akan segera pulih, terutama diperlukan regulasi yang kuat untuk memagari perilaku rakus para spekulan ekonomi dunia, saat ini sesungguhnya merupakan momentum yang tepat bagi tiap Negara untuk melakukan reformasi di bidang keuangan, Negara besar seperti Amerika Serikat sebenarnya harus memanfaatkan momentum ini untuk membuat pagar yang kokoh bagiperekonomian mereka sebelum para spekulan ekonomi kembali mendapatkan zona yang nyaman dalam perekonomian.
• Kompensasi "berlebihan" bagi para eksekutif di sektor perbankan akan diakhiri karena mendorong risiko. G20 menentang jaminan bonus multi-tahun, mendesak transparansi yang lebih besar. Semangat ini sangat layak didukung seiring dengan perilaku para pelaku sektor keuangan seperti perbankan, asuransi, dll yang cenderung mengabaikan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang akuntabel demi mendapatkan bonus berlimpah di akhir tahun, sehingga sangat tepat apabila Negara turut campur dalam hal ini mengingat apa yang mereka lakukan membawa dampak bagi hampir semua umat manusia di bumi.
• G20 akan membuat pentahapan peraturan baru untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas modal bank, yang dipandang sebagai kekurangan utama dalam krisis ekonomi global. Perbankan merupakan pilar penting dalam perekonomian, ibarat manusia perbankan adalah jantung yang bertugas mensirkulasikan darah. Sayangnya akhir-akhir ini banyak bank yang kolaps karena kualitas dan kuantitas modalnya yang sangat memprihatinkan, banyak bank yang dibentuk hanya bertujuan untuk mempermudah kelompok sang banker mendapatkan akses modal, atau juga banyak bank yang mengabaikan kualitas kredit yang mereka salurkan seperti yang terjadi di AS dalam kasus subprime mortgage.
• Pemerintah harus menghilangkan bebas pajak (tax havens) pada Maret 2010 atau menghadapi konsekuensi dari dunia internasional. Belakangan ini memang marak daftar Negara-negara yang memberlakukan tax heaven, hal ini tentu sangat mencederai rasa keadilan diantara Negara-negara di dunia. Prinsip-prinsip kompetisi yang sehat antar Negara diabaikan disini, kalau hal ini dibiarkan tentu bukan kemamuran bersama yang akan didapat tapi justru kehancuran bersama yang akan menanti.
• G20 akan memulai sistem pengkajian yang tajam di mana para ekonom di masing-masing negara anggota dapat memberikan saran kebijakan kepada orang lain. Barang tentu ini merupakan kewajiban bagi seluruh warga dunia apalagi yang mempunyai keluasan ilmu di bidang ekonomi untuk selalu berkontribusi bagi kamajuan ekonomi dunia.
Semoga angin perubahan makin kencang berhembus dari Pittsburgh, sudah semestinya bahwa Negara adalah regulator sehingga tidak ada satu hal pun yang anti dari sentuhan regulasi Negara sepanjang itu membawa manfaat bagi sebagian besar umat, seperti diutarakan Keynes bahwa perekonomian tidak bisa diserahkan begitu saja pada mekanisme pasar. Hingga batas tertentu peran pemerintah justru diperlukan.

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com